Seiring dengan
perkembangan pesat media digital, teknologi informasi dan dunia internet, mayoritas
masyarakat banyak yang beralih ke media digital/web news dalam mengakses
informasi yang dikehendakinya. Hal ini berbeda jauh jika kita bandingkan dengan
dengan sebelum tahun 2000 dimana masyarakat mendapatkan informasi berita
rata-rata dari televisi dan media cetak seperti majalah dan koran.
sumber : bojonegoronews.com
Larismedia MMT Batch 2 GroupM menganalisis bahwa banyak sekali media mainstream dan webnews yang mungkin kita sudah tidak asing lagi dimata masyarakat kita seperti, detik.com, kompas.com, dan yahoo.co.id. Hal yang ingin kami tela’ah lebih jauh disini adalah apabila kita bandingkan gaya penyajian berita antara media cetak (koran/majalah) dengan media digital, maka akan tampak bahwa media digital cenderung lebih provokatif, dangkal dan terlalu singkat , baik dalam isi maupun judul. Hal ini kemudian cenderung memancing para pembaca untuk berkomentar, berdebat, hingga saling caci maki dan menghujat khususnya jika berita tersebut berhubungan dengan SARA dan politik.
sumber : kaskus.com
Hal ini tentunya berbahaya sekali bagi masyarakat kita, terutama bagi mereka yang tergolong baru melek berita, para remaja yang terdiri dari pelajar maupun mahasiswa yang menemukan komentar - komentar tersebut karena dapat menjadi bibit-bibit perpecahan bangsa. Namun sayangnya, portal media digital tersebut seolah-olah (bahkan mungkin disengaja), membiarkan kekisruhan tersebut berlangsung hari demi hari dengan masih menyajikan berita dan judul yang menurut kami provokatif dan dangkal tadi. Dan juga yang lebih parah lagi, terkadang berita yang bersumber dari media online asing disajikan secara langsung dengan hanya menggunakan terjemahan mesin penterjemah tanpa menganalisa, mengedit konten dan susunan kalimat dari berita asli. Menurut kami, dari segi cara penyajian berita melalui media cetak/koran masih jauh lebih baik dibandingkan dengan online, juga lebih akurat dan berimbang. Tidak dapat juga kita pungkiri bahwa setiap media pasti memiliki ideologinya masing-masing sekaligus sebagai sarana gratis propaganda massal oleh pemilik media. Namun bagaimanapun juga media juga memiliki pertanggungjawaban sosial dalam mencerdaskan dan membuka wawasan masyarakat melalui berita, tulisan dan analisa yang disajikan.
sumber : bojonegoronews.com
Larismedia MMT Batch 2 GroupM menganalisis bahwa banyak sekali media mainstream dan webnews yang mungkin kita sudah tidak asing lagi dimata masyarakat kita seperti, detik.com, kompas.com, dan yahoo.co.id. Hal yang ingin kami tela’ah lebih jauh disini adalah apabila kita bandingkan gaya penyajian berita antara media cetak (koran/majalah) dengan media digital, maka akan tampak bahwa media digital cenderung lebih provokatif, dangkal dan terlalu singkat , baik dalam isi maupun judul. Hal ini kemudian cenderung memancing para pembaca untuk berkomentar, berdebat, hingga saling caci maki dan menghujat khususnya jika berita tersebut berhubungan dengan SARA dan politik.
sumber : kaskus.com
Hal ini tentunya berbahaya sekali bagi masyarakat kita, terutama bagi mereka yang tergolong baru melek berita, para remaja yang terdiri dari pelajar maupun mahasiswa yang menemukan komentar - komentar tersebut karena dapat menjadi bibit-bibit perpecahan bangsa. Namun sayangnya, portal media digital tersebut seolah-olah (bahkan mungkin disengaja), membiarkan kekisruhan tersebut berlangsung hari demi hari dengan masih menyajikan berita dan judul yang menurut kami provokatif dan dangkal tadi. Dan juga yang lebih parah lagi, terkadang berita yang bersumber dari media online asing disajikan secara langsung dengan hanya menggunakan terjemahan mesin penterjemah tanpa menganalisa, mengedit konten dan susunan kalimat dari berita asli. Menurut kami, dari segi cara penyajian berita melalui media cetak/koran masih jauh lebih baik dibandingkan dengan online, juga lebih akurat dan berimbang. Tidak dapat juga kita pungkiri bahwa setiap media pasti memiliki ideologinya masing-masing sekaligus sebagai sarana gratis propaganda massal oleh pemilik media. Namun bagaimanapun juga media juga memiliki pertanggungjawaban sosial dalam mencerdaskan dan membuka wawasan masyarakat melalui berita, tulisan dan analisa yang disajikan.
Mengenai hal ini,
akhirnya diperoleh kesepakatan bahwa secara etika, cyber media memiliki
tanggung jawab penuh untuk mengelola komentar pembaca agar tidak bertentangan
dengan Undang-Undang Pers dan kode etik jurnalistik. Keputusan ini dilakukan
antara lain dengan mencantumkan syarat dan ketentuan serta mewajibkan
registrasi. Media online juga berhak mengedit komentar, menghapus
komentar yang tidak memenuhi syarat, serta melakukan koreksi jika ada
pengaduan. Hal ini merupakan hal tentunya sangat positif namun disisi lain kami
berharap kesepakatan ini tidak disalahgunakan di kemudian hari untuk emidanakan
media. Karena posisi media merupakan sebagai pihak yang membantu, sementara
tanggungjawab tetap pada orang yang memberi berkomentar. (Dedicated for GroupM Interaction Indonesia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pendapat anda ?