Sahabat MMT Batch 2 GroupM, Anak-anak adalah generasi yang akan menentukan arah dan nasib bangsa ini di masa depan. Pembentukan karakter anak sejak dini merupakan suatu hal yang sangat penting karena menentukan karakter bangsa di kemudian hari. Karakter anak akan mulai terbentuk dengan baik, jika dalam proses tumbuh kembang mereka mendapat cukup ruang untuk mengekspresikan diri secara leluasa.
sumber : 2.bp.blogspot.com
Terdapat beberapa aspek yang perlu kita ketahui dan kita siapkan untuk membentuk generasi Indonesia mendatang yang tangguh yaitu dengan mengasuh, membimbing dan menyediakan perlindungan, mengasah emosi dan membangun kecerdasan intelektual dan spiritual. Salah satu media yang memfasilitasi pembentukan hal tersebut adalah buku. Mungkin kita masih ingat masa kecil kita dulu saat orangtua kita sering membelikan kita buku atau majalah anak-anak yang isi halamannya tipis, tulisannya sedikit, sedrhana dan mudah dimengerti oleh anak-anak. Dan juga yang tak kalah penting adalah dari itu semua adalah gambar-gambarnya yang berwarna dan menarik, sehingga memancing imajinasi dan anak anak terpancing untuk membaca dan mengetahui apa isi buku/majalah tersebut.
Namun dimasa sekarang ini, minat baca anak-anak Indonesia dinilai rendah. Kita seringkali mendengar orangtua mengeluh tentang ketidaksukaan anak mereka untuk membaca. Sehingga sejak SD sampai jenjang pendidikan formal lanjut, anak-anak sulit sekali diajak membaca buku. hal ini tentunya berawal dari pembiasaan sejak dini dan perilaku orangtua.
Perilaku
orangtua tentunya memberikan pengaruh dan kontribusi yang luar biasa bagi perkembangan
kegemaran anak
dalam membaca. Orangtua hanya sering meminta anaknya untuk membaca buku, tetapi disisi lain tidak menunjukkan perilaku tersebut. Anak disuruh membaca,
tetapi
orangtua juga tidak mendampingi, tetapi melakukan aktivitas lain,
misalnya
menonton televisi (karena tayangan yang menarik), sehingga yang terjadi
adalah
anak akan meniru perilaku tersebut, yaitu “mendampingi orangtua
menonton
televisi”. Dengan demikian, ketika anak beranjak besar, kebiasaan
tersebut
berlanjut, sehingga anak tidak memiliki kegemaran untuk membaca. Dan juga,
orangtua juga tidak memiliki kegemaran membaca, sehingga tidak bisa
menanamkan
kecintaan anak terhadap buku. Kecintaan terhadap buku adalah dasar yang
sangat
penting untuk membaca.
sumber : 2.bp.blogspot.com
Hal ini tentunya berpengaruh langsung pada kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia. Larismedia MMT Batch 2 GroupM memperoleh informasi bahwa secara Human Development Index (HDI) menyeluruh, kualitas manusia Indonesia relatif masih sangat rendah bila dibandingkan dengan kualitas manusia di negara -negara lain di dunia.
Berdasarkan Human Development Report 2004 yang menggunakan data tahun 2002, angka Human Developmnet Index (HDI) Indonesia adalah 0,692. Angka index tersebut merupakan komposisi dari angka harapan hidup saat lahir sebesar 66,6 tahun, angka melek aksara pendusuk usia 15 tahun keatas sebesar 87,9, kombinasi angka partisipasi kasar jenjang pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi sebesar 65 persen, dan pendapatan domestik bruto per kapita yang dihitung berdasarkan paritas daya beli sebesar US$3.230. HDI Indonesia hanya menempati urutan ke-111 dari 177 negara. (Kompas 2004).
Usia Sekolah Dasar merupakan fundamen
untuk menanamkan cinta baca bagi anak-anak, karena secara psikologis masa-masa itu anak-anak memiliki rasa keingintahuan yang cukup membuncah
terhadap sesuatu. Anak-anak yang gemar membaca juga
akan memiliki rasa percaya diri yang kuat. Itulah pentingnya
perpustakaan sekolah yang mampu membangkitkan gairah dan semangat anak-anak
sekolah rajin membaca buku-buku. Bila anak-anak sudah bisa merasakan
betapa asyiknya menikmati buku-buku bacaan yang disukai, kelak pasti ia
tetap akan memiliki kegemaran membaca. Jika tak mampu membeli buku,
mungkin akan tetap berupaya mencarinya keperpustakaan–keperpustakaan.
Guna membangkitkan dan mengembangkan
gairah baca dikalangan anak-anak, tentunya di sekolah-sekolah wajib difasilitasi ruang perpustakaan yang memadai serta buku-buku bacaan yang
lengkap . Namun, pada kenyataannya tidak semua sekolah memiliki ruang
perpustakaan. Sebenarnya minat baca anak-anak itu cukup besar. Hanya
bagaimana upaya kita ikut membantu menyediakan ruang perpustakaan
gratis beserta isinya.
Oleh karena itu menurut Larismedia MMT Batch 2 GroupM diperlukan solusi berupa kontribusi peran swasta sebagai
fasilitator pendidikan yang menyediakan atau menyumbangkan buku-buku
dan perpustakaan gratis bagi anak-anak. Karena selama ini dana pihak
swasta lebih banyak habis dibidang kegiatan promosi produknya. Selain
itu peran pemerintah dan keluarga juga mempunyai peran penting dalam
rangka meningkatkan minat baca anak-anak Indonesia. (MMT Batch 2 GroupM for GroupM Interaction Indonesia).